Bekerja Di Sebuah Hotel
Namaku Arif, aku bekerja di sebuah kantor BUMN. Aku sudah menikah selama 3 tahun dengan istriku. Walau kami belum dikaruniai anak, kami sangat bahagia karena istriku adalah orang yang pandai sekali menyenagkan suami. Sepertinya tidak ada habisnya sensasi, gaya,
dan teknik yang istriku peragakan setiap kami bergumul di ranjang. Aku 7 tahun lebih tua dari istriku yang kini berusia 28 tahun. Beberapa waktu lalu, rumah kami semakin berwarna ketika adik bungsu istriku yang kuliah kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri tengah
menjalankan Koass di salah satu Rumah Sakit negeri yang kebetulan berada dekat dengan rumah kami. Umurnya masih sangat muda sekitar 22 tahun, dia termasuk mahasiswi yang cerdas karena dapat menuntaskan studi tepat pada waktunya. Jika dilihat dari wajahnya, dia
lebih cantik dari istriku, ditambah wajahnya yang teduh dan keibuan. Walaupun tubuhnya aku taksir tidak sebagus tubuh istriku tapi masih diatas rata- rata wanita pada umumnya. Perbedaan lainnya, jka istriku senang berpakaian seksi dan menarik lawan jeNurnya, apalagi
ditunjang dengan tubuh yang sangat aduhai. Adik dari istriku ini malah sebaliknya, dia menutupi kecantikannya dengan pakaian yang sangat longgar dan jilbab yang lebar. DItambah manset dan kaus kaki sehingga aku hanya bisa melihat wajahnya yang putih bersih dan telapak tangannya.
Bahkan setiap aku ada di rumah dia tidak melepaskan jilbab dan kaoskakinya walau barang sebentar. Naman gadis cantik itu adalah Nurul. Kami lalui hari dengan wajar, aku bisa berangkat terlebih dahulu dengan mengantarkan istriku ke kantornya. Sedangkan Nurul terbiasa
berangkat terakhir karena letak Rumah Sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah kami. Walau dalam hati aku menyimpan ketertarikan pada Nurul. Aku semakin bergairah ketika melihat tingkahnya yang sopan, murah senyum, dan lenggok pinggulnya ketika berjalan
walau aku yakin bukan maksud dia untuk melakukan itu. Inner beauty yang terpancar ditambah bakat kecantikan den kemolekan tubuhnya selalu ia jaga dengan baik. Katanya hanya untuk suaminya saja, bahkan dia tidak mau pacaran walau saya yakin pasti banyak
laki-laki yang menginginkannya. Jilbabnya yang lebar itu tidak dapat menutupi lekukan dadanya yang membusung. Jika istriku berukuran 38 B aku taksir besar tetek adik istriku itu sekitar 36 B. Tingginya yang semampai hampir mencapai 165 cm ditunjang tubuh yang tidak kurus juga
tidak gemuk membuat mata laki-laki manapun pasti akan terkesima. Apalagi jika dirumah aku sering melihatnya hanya menggunakan daster saja walau wajah dan kakinya tidak dapat aku lihat, tapi aku dapat membayangkan bagaimana tubuhnya. Terkadang ketika aku
bergumul dengan istriku aku membayangkan sedang melakukan dengan Nurul, sikapnya yang tertutup pada laki-laki dan selalu menutup tubuhnya semakin membuatku penasaran. photomemek.com Hanya saja aku masih menghargainya sebagai adik dari istriku, dan sikapnya yang menjaga diri.
Gayanya dan sikapnya yang renyah membuat siapapun jadi tidak sungkan untuk mengenalnya lebih dekat denganna walau ia tetap menjaga jarak. Suatu hari, sepulang kantor aku membuka DVD Blue Film yang baru aku pinjam dari teman kantorku, Blue Film yang aku tonton degan
menggunakan komputer cukup bagus dimana Film tersebut tidak terlalu vulgar dan seronok yang membuat orang jijik. Itu membangkitkan gairahku, kudekati istriku yang sedang menonton tivi di ruang tengah, aku mulai mencumbunya dan dia pun membalas cumbuanku,
tiba-tiba ku dengar pindu depan terbuka, pasti Nurul gumamku. “Tumben jam 9 baru datang Nur?” Tanya istriku, “Iya mbak, tadi praktik bedah dulu. O ya mas, boleh kan aku pakai ruang kerjanya, aku mau buat laporan” lanjut Nurul. “Silahkan aja, pakai sebabasnya
dan jangan canggung disini” ujarku sambil menahan birahi yang baru saja naik. “Terima kasih ya mas” ucapnya. Setelah Nurul masuk kamar kamipun segera melanjutkan kegiatan kami dan pindah ke dalam kamar kami. Pergumulanpun semain seru karena istriku mulai
mengeluarkan jurus- jurus barunya. Tapi tidak perlu ku ceritakan karena bukan ini inti cerita yang akan aku ceritakan. Setelah kami puas kamipun tertidur. Aku terbangun sekitar pukul 1 dini hari, kulihat istriku masih terlelap kelelahan tanpa sehelai benangpun
disebelahku. Aku keluar kamar untuk mengambil air minum dan memeriksa kondisi rumah. Kulihat sekilas Nurul masih di ruang kerjaku dan masih di depan komputer, setelah kupastikan semua pintu terkunci dan aku mengambil segelas air. Aku mulai perhatikan Nurul yang
tampaknya tidak mengetahui keberadaanku. Aku puji kecantikanya dalam hati. matanya yang lentik, bibirnya yang tipis dan menawan. Namun…tiba-tiba aku melihat sesuatu yang ganjil. Mata Nurul masih memandangi layar komputer saat itu, tapi tangannya mulai
menyusup dibalik jilbabnya. Dari pergerakan tangan yang tertutup jilbabnya itu aku tahu apa yang dia lakukan. Dia meremas-remas teteknya sendiri, ku lihat matanya setengah terpejam bibirnya terbuka. mungkin dia sedang merasakan sensasi yang baru dia rasakan. “mhh..
uuhhhmmm… aaahhh….” ku dengar desahan samar dari mulutnya, aku segera bergegas ke kamar untuk mengambil Handhone ku dan segera merekam kejadian langka ini. Tangan kanan Nurul masih terus meraba teteknya, kini rabaannya kian keras dan bersemangat dan tidak hanya itu
aku lihat sepintas tangannya melepas kancing daster bagian atasnya, dan aku yakin dia memasukkan tangannya ke dalam teteknya. Kejadian itu terus aku rekam. Sesekali Nurul melengguh “uuhh …aahhh… mhh… ..oohh…” matanya terus terpejam, bibir bawahnya dia
gigit, terkadang kepalanya tergeleng ke kanan dan ke kiri. Ternyata tidak selesai disitu, tangan kirinya mulai menuju ke selangkangannya, dia meraba memeknya sendiri dari luar dasternya. ku lihat jari tengahnya terus menggosok bagian tengah memeknya, aku zoom kamera HPku, dan
melihat secara close up apa yang sedang dia lakukan. Nurul mulai menarik dasternya ke atas, walau masih menggunkan kaus kaki mulai terlihat betis atasnya yang sangat putih, sedikit-demi sedikit daster tersebut tertarik ke atas oleh tangan kiri Nurul. Pahanya yang putih mulus mulai
tersingkap, kontolku mulai tegang melihat pemandangan iu. Sampai akhirnya tangannya berhenti ketika daster mulai sampai di bagian perutnya. Dan terpampanglah celana dalam Nurul yang berwarna putih filmbokepjepang.com Tangan kiri Nurul terus bergerak masuk ke dalam celana
dalamnya. Ku lihat tangannya terus bergerak-gerak diantara selangkangannya. Desahannya semakin menjadi, rangsangan yang sungguh hebat membuat dia tidak merasakan keberadaanku. “Auuuuww… oohh… .ahhh… .eehhhmmm… yyaaahhh ” racaunya. Sungguh
pemandangan yang belum pernah aku lihat seorang wanita berjilbab yang tengah bermasturbasi tanpa melepaskan jilbabnya. Dulu saat kuliah aku pernah mengintip anak ibu kosku yang melakukan itu, tapi itu kurang menantang karena anak ibu kos ku itu sering mengumbar
auratnya dan punya affair dengan salah satu teman kosku. Tapi ini pemandangan yang berbeda dan sungguh luar biasa. Gerakan tangan kiri Nurul di memeknya semakin cepat, dan remasan tangan kanan di teteknya semakin kuat. Ingin rasanya aku membantunya, tapi
masih sibuk merekam dengan kamera handphoneku. Sesaat kemudian aku lihat dia mulai menghentikan aktifitasnya, nafasnya naik turun teratur, matanya masih terpejam, tapi aku tidak tahu apakah dia telah mencapai puncak kenikamatan atau belum karena aku tidak
mendengar jeritan yang biasanya menjadi ciri wanita saat orgasme. Sebelum dia sadar aku segera bergegas menuju kamarku, dan mulai mereview kembali dari HPku apa yang baru aku saksikan tadi. Tanpa sadar aku melakukannya sambil beronani, sampai orgasme beberapa kali.
Aku baru menyadari DVD Blue Film yang baru aku pinjam tadi, ternyata masih tertinggal dalam komputerku, aku yakin tadi tanpa atau dengan sengaja dia melihatnya. Aku yakin karena dalam DVD itu ada adegan wanita yang melakukan masturbasi, mungkin dia mengikutinya.
Keesokan paginya, semua sepertinya biasa dan nampak wajar, istriku masih sibuk berdandan, maklum dandannya bisa sampai 2 jam sendiri. Aku memulai sarapan tanpa menunggu istriku, kemudian ku lihat Nurul sudah rapih dan keluar dari kamarnya. Dia sangat cantik dengan
dandanannya yang sederhana, hanya berbalut bedak tipis dan lip glose seperlunya. Tapi ini adalah pemandangan fantastis, wanita yang apa adanya aku lihat menjadi jauh lebih cantik dibandngkan yang ber- make up. Jilbab warna pink dipadu kemeja putih dan rok panjang warna
senada dengan jilbabnya membuat dia semakin cantik. Diapun tanpa merasakan apapun memulai sarapan paginya. Aku membuka obrolan pagi itu “Gimana Nur? laporannya selesai semalam?”, “Sudah selesai mas, terima kasih ya ruangan dan komputernya” katanya tenang.
“Ngerjain laporan atau ngerjain yang lainnya?” sindirku, Nurul langsung terdiam dan menghentikan kegiatannya yang sedang mengambil nasi dari rice cooker. Wajah putihnya mulai bersemu merah, mungkin dia mulai menyadari aku melihat apa yang dilakukannya. “Tenang saja, kita kan
sama- sama dewasa, tahu sama tahu lah dan aku pun tidak akan ceritakan ini ke kakakmu” ujarku sambil ku perlihatkan hasil rekaman di HPku. Wajah Nurul semakin tegang, keringat mulai membasahi wajahnya, tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, aku tahu dia sedang
bingung, malu, dan mungkin takut juga. “Mungkin lain kali kalu mau jangan sendiri, aku siap membantu kamu sampai kamu puas” Bisikku. Tanpa menjawab dia langsung beranjak dari kursinya dan menyambar tasnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun, yang aku tahu matanya
yang berbicara, matanya nampak mulai penuh dibasahi air mata yang hendak meloncat keluar. Malamnya, aku berlaku seperti biasa seperti tidak terjadi apapun. Sedangkan Nurul seperti agak sungkan dan kaku setiap bertemu denganku. “Pah, tidur yuk, mamah dah
ngantuk banget nich”, “Ya sudah tidur aja dulu, nanti papah menyusul”. Setelah kulihat istriku sudah tertidur lelap, aku beranikan diri mendekati kamar Nurul, yang nampaknya masih menyala terang, sepertinya dia masih belajar. Tok… tok… tok… aku mengetuk pintu
kamarnya. “Siapa?” sahutnya dari dalam, saat dia buka pintu kamarnya, aku segera mendorong pintu itu sehingga Nurul agak tersungkur kebelakang. Aku kunci dari dalam pintu kamarnya, “Mass… .mas mau apa? keluar dari kamarku”, “Kamarmu? apa kamu lupa kamu
tinggal dimana?” sahutku agak tinggi, dia terdiam. “Kamu mau videomu tersebar kemana-mana? bahkan wajahmu close up di video itu, semua orang akan melihat apa yang kamu lakukan”, “A …apa mau mas?” ucapnya terbata. “Aku hanya mau kamu memuaskanku malam ini…”, “Ja… jangan mas, aku masih perawan, aku lakukan apa saja asal bukan melakukan itu”, “Buka!”
perintahku ketika kontolku tepat berada di hadapan wajahnya. Dia mulai membuka celana pendek yang aku kenakan sampai ke lutut, Nurul agak terperangah meihat kontolku yang mulai tegang dan begitu menonjol seakan celana dalamku tidak sanggup memuatnya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
dan teknik yang istriku peragakan setiap kami bergumul di ranjang. Aku 7 tahun lebih tua dari istriku yang kini berusia 28 tahun. Beberapa waktu lalu, rumah kami semakin berwarna ketika adik bungsu istriku yang kuliah kedokteran di salah satu perguruan tinggi negeri tengah
menjalankan Koass di salah satu Rumah Sakit negeri yang kebetulan berada dekat dengan rumah kami. Umurnya masih sangat muda sekitar 22 tahun, dia termasuk mahasiswi yang cerdas karena dapat menuntaskan studi tepat pada waktunya. Jika dilihat dari wajahnya, dia
lebih cantik dari istriku, ditambah wajahnya yang teduh dan keibuan. Walaupun tubuhnya aku taksir tidak sebagus tubuh istriku tapi masih diatas rata- rata wanita pada umumnya. Perbedaan lainnya, jka istriku senang berpakaian seksi dan menarik lawan jeNurnya, apalagi
ditunjang dengan tubuh yang sangat aduhai. Adik dari istriku ini malah sebaliknya, dia menutupi kecantikannya dengan pakaian yang sangat longgar dan jilbab yang lebar. DItambah manset dan kaus kaki sehingga aku hanya bisa melihat wajahnya yang putih bersih dan telapak tangannya.
Bahkan setiap aku ada di rumah dia tidak melepaskan jilbab dan kaoskakinya walau barang sebentar. Naman gadis cantik itu adalah Nurul. Kami lalui hari dengan wajar, aku bisa berangkat terlebih dahulu dengan mengantarkan istriku ke kantornya. Sedangkan Nurul terbiasa
berangkat terakhir karena letak Rumah Sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah kami. Walau dalam hati aku menyimpan ketertarikan pada Nurul. Aku semakin bergairah ketika melihat tingkahnya yang sopan, murah senyum, dan lenggok pinggulnya ketika berjalan
walau aku yakin bukan maksud dia untuk melakukan itu. Inner beauty yang terpancar ditambah bakat kecantikan den kemolekan tubuhnya selalu ia jaga dengan baik. Katanya hanya untuk suaminya saja, bahkan dia tidak mau pacaran walau saya yakin pasti banyak
laki-laki yang menginginkannya. Jilbabnya yang lebar itu tidak dapat menutupi lekukan dadanya yang membusung. Jika istriku berukuran 38 B aku taksir besar tetek adik istriku itu sekitar 36 B. Tingginya yang semampai hampir mencapai 165 cm ditunjang tubuh yang tidak kurus juga
tidak gemuk membuat mata laki-laki manapun pasti akan terkesima. Apalagi jika dirumah aku sering melihatnya hanya menggunakan daster saja walau wajah dan kakinya tidak dapat aku lihat, tapi aku dapat membayangkan bagaimana tubuhnya. Terkadang ketika aku
bergumul dengan istriku aku membayangkan sedang melakukan dengan Nurul, sikapnya yang tertutup pada laki-laki dan selalu menutup tubuhnya semakin membuatku penasaran. photomemek.com Hanya saja aku masih menghargainya sebagai adik dari istriku, dan sikapnya yang menjaga diri.
Gayanya dan sikapnya yang renyah membuat siapapun jadi tidak sungkan untuk mengenalnya lebih dekat denganna walau ia tetap menjaga jarak. Suatu hari, sepulang kantor aku membuka DVD Blue Film yang baru aku pinjam dari teman kantorku, Blue Film yang aku tonton degan
menggunakan komputer cukup bagus dimana Film tersebut tidak terlalu vulgar dan seronok yang membuat orang jijik. Itu membangkitkan gairahku, kudekati istriku yang sedang menonton tivi di ruang tengah, aku mulai mencumbunya dan dia pun membalas cumbuanku,
tiba-tiba ku dengar pindu depan terbuka, pasti Nurul gumamku. “Tumben jam 9 baru datang Nur?” Tanya istriku, “Iya mbak, tadi praktik bedah dulu. O ya mas, boleh kan aku pakai ruang kerjanya, aku mau buat laporan” lanjut Nurul. “Silahkan aja, pakai sebabasnya
dan jangan canggung disini” ujarku sambil menahan birahi yang baru saja naik. “Terima kasih ya mas” ucapnya. Setelah Nurul masuk kamar kamipun segera melanjutkan kegiatan kami dan pindah ke dalam kamar kami. Pergumulanpun semain seru karena istriku mulai
mengeluarkan jurus- jurus barunya. Tapi tidak perlu ku ceritakan karena bukan ini inti cerita yang akan aku ceritakan. Setelah kami puas kamipun tertidur. Aku terbangun sekitar pukul 1 dini hari, kulihat istriku masih terlelap kelelahan tanpa sehelai benangpun
disebelahku. Aku keluar kamar untuk mengambil air minum dan memeriksa kondisi rumah. Kulihat sekilas Nurul masih di ruang kerjaku dan masih di depan komputer, setelah kupastikan semua pintu terkunci dan aku mengambil segelas air. Aku mulai perhatikan Nurul yang
tampaknya tidak mengetahui keberadaanku. Aku puji kecantikanya dalam hati. matanya yang lentik, bibirnya yang tipis dan menawan. Namun…tiba-tiba aku melihat sesuatu yang ganjil. Mata Nurul masih memandangi layar komputer saat itu, tapi tangannya mulai
menyusup dibalik jilbabnya. Dari pergerakan tangan yang tertutup jilbabnya itu aku tahu apa yang dia lakukan. Dia meremas-remas teteknya sendiri, ku lihat matanya setengah terpejam bibirnya terbuka. mungkin dia sedang merasakan sensasi yang baru dia rasakan. “mhh..
uuhhhmmm… aaahhh….” ku dengar desahan samar dari mulutnya, aku segera bergegas ke kamar untuk mengambil Handhone ku dan segera merekam kejadian langka ini. Tangan kanan Nurul masih terus meraba teteknya, kini rabaannya kian keras dan bersemangat dan tidak hanya itu
aku lihat sepintas tangannya melepas kancing daster bagian atasnya, dan aku yakin dia memasukkan tangannya ke dalam teteknya. Kejadian itu terus aku rekam. Sesekali Nurul melengguh “uuhh …aahhh… mhh… ..oohh…” matanya terus terpejam, bibir bawahnya dia
gigit, terkadang kepalanya tergeleng ke kanan dan ke kiri. Ternyata tidak selesai disitu, tangan kirinya mulai menuju ke selangkangannya, dia meraba memeknya sendiri dari luar dasternya. ku lihat jari tengahnya terus menggosok bagian tengah memeknya, aku zoom kamera HPku, dan
melihat secara close up apa yang sedang dia lakukan. Nurul mulai menarik dasternya ke atas, walau masih menggunkan kaus kaki mulai terlihat betis atasnya yang sangat putih, sedikit-demi sedikit daster tersebut tertarik ke atas oleh tangan kiri Nurul. Pahanya yang putih mulus mulai
tersingkap, kontolku mulai tegang melihat pemandangan iu. Sampai akhirnya tangannya berhenti ketika daster mulai sampai di bagian perutnya. Dan terpampanglah celana dalam Nurul yang berwarna putih filmbokepjepang.com Tangan kiri Nurul terus bergerak masuk ke dalam celana
dalamnya. Ku lihat tangannya terus bergerak-gerak diantara selangkangannya. Desahannya semakin menjadi, rangsangan yang sungguh hebat membuat dia tidak merasakan keberadaanku. “Auuuuww… oohh… .ahhh… .eehhhmmm… yyaaahhh ” racaunya. Sungguh
pemandangan yang belum pernah aku lihat seorang wanita berjilbab yang tengah bermasturbasi tanpa melepaskan jilbabnya. Dulu saat kuliah aku pernah mengintip anak ibu kosku yang melakukan itu, tapi itu kurang menantang karena anak ibu kos ku itu sering mengumbar
auratnya dan punya affair dengan salah satu teman kosku. Tapi ini pemandangan yang berbeda dan sungguh luar biasa. Gerakan tangan kiri Nurul di memeknya semakin cepat, dan remasan tangan kanan di teteknya semakin kuat. Ingin rasanya aku membantunya, tapi
masih sibuk merekam dengan kamera handphoneku. Sesaat kemudian aku lihat dia mulai menghentikan aktifitasnya, nafasnya naik turun teratur, matanya masih terpejam, tapi aku tidak tahu apakah dia telah mencapai puncak kenikamatan atau belum karena aku tidak
mendengar jeritan yang biasanya menjadi ciri wanita saat orgasme. Sebelum dia sadar aku segera bergegas menuju kamarku, dan mulai mereview kembali dari HPku apa yang baru aku saksikan tadi. Tanpa sadar aku melakukannya sambil beronani, sampai orgasme beberapa kali.
Aku baru menyadari DVD Blue Film yang baru aku pinjam tadi, ternyata masih tertinggal dalam komputerku, aku yakin tadi tanpa atau dengan sengaja dia melihatnya. Aku yakin karena dalam DVD itu ada adegan wanita yang melakukan masturbasi, mungkin dia mengikutinya.
Keesokan paginya, semua sepertinya biasa dan nampak wajar, istriku masih sibuk berdandan, maklum dandannya bisa sampai 2 jam sendiri. Aku memulai sarapan tanpa menunggu istriku, kemudian ku lihat Nurul sudah rapih dan keluar dari kamarnya. Dia sangat cantik dengan
dandanannya yang sederhana, hanya berbalut bedak tipis dan lip glose seperlunya. Tapi ini adalah pemandangan fantastis, wanita yang apa adanya aku lihat menjadi jauh lebih cantik dibandngkan yang ber- make up. Jilbab warna pink dipadu kemeja putih dan rok panjang warna
senada dengan jilbabnya membuat dia semakin cantik. Diapun tanpa merasakan apapun memulai sarapan paginya. Aku membuka obrolan pagi itu “Gimana Nur? laporannya selesai semalam?”, “Sudah selesai mas, terima kasih ya ruangan dan komputernya” katanya tenang.
“Ngerjain laporan atau ngerjain yang lainnya?” sindirku, Nurul langsung terdiam dan menghentikan kegiatannya yang sedang mengambil nasi dari rice cooker. Wajah putihnya mulai bersemu merah, mungkin dia mulai menyadari aku melihat apa yang dilakukannya. “Tenang saja, kita kan
sama- sama dewasa, tahu sama tahu lah dan aku pun tidak akan ceritakan ini ke kakakmu” ujarku sambil ku perlihatkan hasil rekaman di HPku. Wajah Nurul semakin tegang, keringat mulai membasahi wajahnya, tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, aku tahu dia sedang
bingung, malu, dan mungkin takut juga. “Mungkin lain kali kalu mau jangan sendiri, aku siap membantu kamu sampai kamu puas” Bisikku. Tanpa menjawab dia langsung beranjak dari kursinya dan menyambar tasnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun, yang aku tahu matanya
yang berbicara, matanya nampak mulai penuh dibasahi air mata yang hendak meloncat keluar. Malamnya, aku berlaku seperti biasa seperti tidak terjadi apapun. Sedangkan Nurul seperti agak sungkan dan kaku setiap bertemu denganku. “Pah, tidur yuk, mamah dah
ngantuk banget nich”, “Ya sudah tidur aja dulu, nanti papah menyusul”. Setelah kulihat istriku sudah tertidur lelap, aku beranikan diri mendekati kamar Nurul, yang nampaknya masih menyala terang, sepertinya dia masih belajar. Tok… tok… tok… aku mengetuk pintu
kamarnya. “Siapa?” sahutnya dari dalam, saat dia buka pintu kamarnya, aku segera mendorong pintu itu sehingga Nurul agak tersungkur kebelakang. Aku kunci dari dalam pintu kamarnya, “Mass… .mas mau apa? keluar dari kamarku”, “Kamarmu? apa kamu lupa kamu
tinggal dimana?” sahutku agak tinggi, dia terdiam. “Kamu mau videomu tersebar kemana-mana? bahkan wajahmu close up di video itu, semua orang akan melihat apa yang kamu lakukan”, “A …apa mau mas?” ucapnya terbata. “Aku hanya mau kamu memuaskanku malam ini…”, “Ja… jangan mas, aku masih perawan, aku lakukan apa saja asal bukan melakukan itu”, “Buka!”
perintahku ketika kontolku tepat berada di hadapan wajahnya. Dia mulai membuka celana pendek yang aku kenakan sampai ke lutut, Nurul agak terperangah meihat kontolku yang mulai tegang dan begitu menonjol seakan celana dalamku tidak sanggup memuatnya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,